Tugu Jogja, Landmark of Yogyakarta City

Tugu Jogja, tugu setinggi 15 meter ini merupakan salah satu landmark Kota Yogyakarta yang konon katanya kalau ke Jogja harus memegang atau paling tidak foto dengan tugu ini baru bisa dikatakan benar-benar ke Jogja. hmmm... saya sudah lima tahun tinggal di Jogja tapi belum sempat memegang Tugu Jogja padahal sering sekali melewatinya dengan sepeda motor. Tidak ada yang terlintas saat melewati tugu ini namun ketika saya melewati tugu ini dengan bus, saya berusaha mengingat dari awal tentang tugu ini. Tugu Jogja adalah rekonstruksi dari Tugu Golong Gilig yang runtuh pada tanggal 10 Juni 1867 karena gempa tapi mengapa kalau rekonstruksi hasilnya benar benar berbeda? ya saya ingat pada suatu kesempatan saya berbincang dengan teman, dia mengatakan bahwa bentuk tugu yang sekarang merupakan hasil dari ingatan warga sekitar yang kemudian direkonstruksi oleh pemerintah kolonial Belanda di tahun 1889 sesuai dengan kepentingannya..!?..

Sebenarnya yang paling bikin saya penasaran adalah tulisannya, saya tidak bisa membaca huruf Jawa seperti itu. Usaha untuk mendapatkan jawabannya adalah searching di Internet lewat handphone, namun saya tidak berhasil menemukan jawabannya. Langsung saja saya SMS teman saya untuk menanyakan arti tulisan di tugu. saya tidak yakin sms saya di jawab tapi ternyata dijawab juga isinya adalah "Sebelah Utara artinya Pembangunan ini dilakukan oleh Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo dengan persetujuan Residen J. Mullemester sedangkan yang disebelah Selatan artinya gerbang kesejahteraan dipersembahkan untuk pimpinan raja". sepertinya Tugu Jogja saat ini merupakan bentuk intervensi penjajah pada masa lalu yang masih ada sampai sekarang.

Tugu sebelumnya berbentuk silinder dan bulat seperti bola diatasnya, yang melambangkan Manunggaling Kawula Gusti atau bersatunya rakyat dan penguasa. Tugu Golong Gilig dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I sebagai patokan untuk menghadap puncak Gunung Merapi saat melakukan meditasi karena tugu ini juga merupakan bagian dari garis imajiner yang menghubungkan Laut Selatan, Kraton Jogja dan Gunung Merapi. (Roby)


Tidak ada komentar: