Trip Dadakan Ke Solo: Asmai Naik Kereta, Naik Gajah Dan Lihat Pesawat !!

Asmai digandeng mbah akung

Yogyakarta - Keponakan saya yang bernama Anugerah Asmai Restu Bumi (selanjutnya kita panggil Asmai) sangat menyukai kereta api dan pesawat terbang. Mungkin dari situlah tiba-tiba mbahnya mengajak hampir seisi rumah untuk pelesir ke kota Solo dengan menggunakan jasa kereta api. Kami yang berangkat berjumlah tujuh orang yaitu; saya (om nya Asmai yang paling ganteng), mbah akung, mbah uti, mbah Sri, mas Agung (bapaknya Asmai), mbak Maya (ibunya Asmai) dan Asmai sebagai rising star nya.

Tiba di stasiun Lempuyangan Wangi pada pukul 08.10 WIB membuat kami ketinggalan kereta, jadi ya terpaksa nunggu kereta yang berikutnya. Antrian pun sudah mengular di depan loket sehingga sempat membuat kami khawatir akan ketersediaan tiket, wajar saja karena hari ini adalah hari libur (18/04/2014) jadi penumpang membludak. Dengan diwakili mbah uti saat mengantri akhirnya kami mendapatkan enam lembar tiket Sriwedari AC. Namun ketika hendak masuk peron dan melewati pemeriksaan tiket ternyata Asmai juga diharuskan membeli tiket, padahal usianya masih satu setengah tahun. Ya sudah beli lagi satu tiket, gak pake antri mbah akung langsung terobos. Setelah tiket sesuai jumlah penumpang maka kami dipersilahkan masuk peron. Suasana di dalam peron tidak seperti di depan loket yang penuh sesak dengan calon penumpang.

di pangkuan mbah Sri, Asmai menanti kereta

Sekitar pukul 09.30 WIB kereta datang, berhubung tiket yang kami dapat tanpa nomor tempat duduk alias berdiri maka kami mencari kursi kosong yang tersisa. Saya sendiri memilih bersandar di besi dekat pintu keluar masuk. Saat bersandar, tepat di depan saya terdapat tulisan
“Berdasarkan SK Direksi PT. KAI (Persero) Nomor Kep.C/LL.003/XI/KA-2012 tanggal 13 November 2012 Tentang Syarat-syarat dan Tarif Angkutan Kereta Api Penumpang Bagian / Edisi Tahun 2012 Memutuskan Setiap Penumpang Pada KA Prameks, Madiun Jaya, Sriwedari, Batara Kresna dan KA Lokal Lainnya dikenakan tarif umum termasuk anak usia kurang dari 3 tahun” 
tulisan itu otomatis menjawab kenapa Asmai diharuskan membeli tiket. Sebelum sampai di stasiun Solo Balapan kereta akan berhenti di stasiun Maguwo, stasiun Klaten, stasiun Purwosari. ketika kereta hendak berhenti di stasiun Maguwo terdapat beberapa pesawat yang lalu lalang sehingga Asmai mendapat tontonan pesawat terbang, terang saja karena stasiun Maguwo berdekatan dengan bandara Adi Sucipto. Setelah sekitar satu jam perjalanan kami sampai di stasiun Solo Balapan dilanjutkan dengan menggunakan bus Batik Solo Trans (BST) koridor 2 menuju Taman Satwa Taru Jurug, sebuah kebun binatang di Timur kota Solo.

Asmai dengan bapak ibunya di dalam kereta

Asmai di dalam Batik Solo Trans (BST)

Berbeda dengan PT. KAI, kebun binatang Taman Satwa Taru Jurug ini tidak mengharuskan Asmai beli tiket (terima kasih ibu petugas). Asmai nampak antusias sekali. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk selalu berjalan kaki dan tidak mau digendong. Hampir semua koleksi satwa di kebun binatang ini disambanginya, satu ketika kami melewati gajah yang ditunggangi pengunjung dan sepertinya menarik untuk dicoba. Akhirnya, sambil beristirahat kita bisa lihat Asmai naik gajah, beruntung dapat gajah besar yang jalannya lebih stabil dibanding dengan gajah kecil yang jalannya geal-geol sehingga sangat beresiko. Seolah tidak mengenal lelah Asmai enggan digendong, ia tetap bersemangat menyusuri tiap inci kebun binatang dengan langkah kakinya sendiri. Sampai di satu area yang bernama Tama Gesang, Asmai langsung digendong mbah akung menuju bangkai pesawat tempur. Wah lengkap, setelah sebelumnya Asmai melihat pesawat sipil sekarang melihat pesawat tempur secara langsung. Super sekali.. Keluar dari area Tama Gesang, Asmai minta turun untuk berjalan sendiri wah wah wah, padahal simbah-simbahnya sudah pada lelah dan lapar.

Asmai naik gajah, belalainya jadi empat. hehe..

Asmai dengan pesawat tempur

Asmai di samping unta

Merasa sudah cukup, kami memutuskan kembali ke jogja, namun kali ini menggunakan kereta non AC karena enggan menunggu kereta ber-AC yang datangnya lebih lama. Di dalam kereta ini penumpang lebih banyak, mungkin karena harganya yang lebih murah dari yang ber-AC. Di dalam kereta ini tidak ada penomoran tempat duduk sehingga penumpang bebas memilih mau duduk di mana saja. Para penumpang yang tidak kebagian tempat duduk pun tidak sungkan-sungkan untuk duduk di lantai. Hal ini sangat berbeda dengan KRL/Comuter Line yang sering saya tumpangi di Jabodetabek, mungkin jarak antar stasiun adalah salah satu alasannya. Sementara saya mengamati pemandangan, Asmai ternyata sudah tidur kelelahan. Hari ini benar-benar hari yang panjang untuk Asmai, hehe.. (Roby)

Tidak ada komentar: