Paradoks Duet Messi-Neymar: Antara saling Melengkapi dan Memata-matai

Tak ayal, duet Messi-Neymar merupakan duet impian. Bukan hanya berkaitan dengan skill individu dan prestasi kedua pemain, melainkan juga karena keduanya berasal dari dua negara raksasa dalam sepakbola dunia; Argentina dan Brasil.

Dalam konteks Piala Dunia, perseteruan kedua negara ini mungkin tidak sesengit Argentina-Inggris dan Brazil-Italia atau Jerman-Belanda. Namun, bila berbicara persaingan di Amerika Latin, keduanya justru saling mengejar dalam perolehan gelar Copa America. Argentina memang memimpin dengan perolehan 14 gelar dan Brazil baru 8 gelar, tetapi dalam dua final terakhir Copa America, Argentina selalu dikalahkan Brasil. Pada 2004 melalui adu penalti dan 2007 dikalahkan 3 gol tanpa balas. 

Di samping itu, keduanya adalah produsen utama pemain berkualitas dunia. Tidak bisa dimungkiri antara Argentina dan Brazil ada persaingan laten untuk menghasilkan pemain berkelas dunia. Buktinya, lebih dari satu dekade ini, tercatat pemain-pemain dari kedua negara mendominasi perolehan gelar Pemain Terbaik Dunia dengan 8 gelar. Mulai dari Ronaldo (2002), Ronaldinho (2004 dan 2005), Kaka (2007) dan Lionel Messi (2009, 2010, 2011, 2012). Belum lagi pemain bertalenta tinggi dan berlabel bintang yang ada di seluruh klub-klub dunia.

Fakta inilah salah satu alasan kenapa duet Tango-Samba ini menarik untuk dibahas. Selain karena merupakan duet mega-bintang, juga terdapat fakta-fakta menarik di sana. Terutama jika dikaitkan dengan semakin dekatnya Piala Dunia 2014 Brasil. Setidaknya ada dua faktor yang melatari keunikan tersebut. 

Pertama, Argentina dan Brasil sangat haus gelar Piala Dunia. Argentina terakhir kali merebutnya 28 tahun lalu sedangkan Brasil tentu tidak mau menjadi pecundang di rumah sendiri sekaligus menjauh dari kejaran Italia.

Kedua, pada satu sisi Argentina tentu ingin mempertahankan dominasinya—melalui Messi—dalam mempertahankan tradisi Pemain Terbaik Dunia. Pada sisi yang lain, masyarakat Brasil pun pasti merindukan lahirnya Pemain Terbaik Dunia setelah berpuasa selama enam tahun sejak Kaka terakhir meraihnya pada 2007. Sederhananya, si wonder kid diharapkan bisa merebut takhta dari sang Mesiah.


Messi feat Neymar atau Messi versus Neymar?

Berdasar uraian di atas, duet Messi-Neymar di Barcelona menjadi sangat pradoksal. Bisa saling melengkapi dan juga saling memata-mati. Sebagai sama-sama pesepakbola profesional, mereka bisa menjelma menjadi duet terbaik sepanjang masa. Mengalahkan duet Argentina-Brasil sebelumnya, yaitu Maradona-Careca di Napoli era 1987-1991. Akan tetapi, jika dilihat dari perspektif nasionalisme, tidak menutup kemungkinan duet Messi-Neymar adalah ajang saling memata-matai.

Dari kebersamaan mereka di klub, Messi bisa mengetahui kelemahan dan kelebihan bintang masa depan Brasil tersebut, dan juga sebaliknya Neymar bisa memberikan informasi ke rekan-rekannya di Timnas Brasil tentang bagaimana menghentikan pergerakan Messi.

Dari kubu Brasil, mungkin lebih dipengaruhi kenyataan bahwa materi pemain Argentina relatif lebih berpengalaman dibanding Brasil yang lebih banyak dihuni pemain muda. Scolari memang berhasil dalam memunculkan bakat-bakat muda bertalenta tinggi. Namun, bakat saja tidak cukup, karena dalam Piala Dunia sering kali tim berpengalaman lebih bisa berbicara banyak.

Oleh sebab itu, Brasil membutuhkan pengetahuan tentang lawan-lawan berat yang bisa mengganjal mereka menjadi kampiun. Entah itu pengetahuan tentang kekuatan tim raksasa juga tim-tim underdog yang biasanya mengejutkan.

Argentina sendiri, sebagai salah satu kekuatan utama sepakbola dunia tentu tidak akan lepas dari pantauan Brasil. Tidak terkecuali Lionel Messi yang merupakan kapten, motor serangan, dan ikon tim Albiceleste. Walau pada akhirnya Argentina belum tentu bertemu Brasil di turnamen sepakbola terbesar sejagat itu, tetapi pengetahuan mematikan pergerakan Messi setidaknya akan memberikan rasa aman bagi tim Selecao meraih gelar keenam Piala Dunia.
Sebaliknya dari kubu Argentina, pengetahuan mengenai Neymar juga akan memberikan dampak besar bagi tim nasional yang hanya mampu masuk perempat final di dua Piala Dunia terakhir ini. Neymar, harus diakui merupakan pemain kunci Brasil. Ia dianggap memiliki skill, kecepatan, teknik, dan visi bermain seorang penyerang samba yang selama ini dianggap hilang pasca Ronaldo pensiun. Tidak mengherankan anak muda bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior ini digadang-gadang akan menjadi the next Pele atau the next Il Fenomeno. Memata-matai Neymar bagi Argentina merupakan sebuah keharusan, terlebih jika mereka memang bertemu pada fase knock out. Kita liha saja nanti.

Iqbal Awal, 25 September 2013


Biodata Singkat
Iqbal Awal lulus dari UGM jurusan Ilmu Sejarah. Penggila Sepakbola, tetapi sebatas nonton dan sedikit-sedikit menganalisisis. Sekarang kerja sebagai editor di salah satu penerbit di Yogyakarta. Bisa dihubungi di 08562928457, atau fb: Muhammad waludien, @Iqbal_Anotes.

Tidak ada komentar: